Synergy Assurance
0
Product was added to your cart

Cart

  • HOME
  • ABOUT US
  • OUR SERVICE
    • Training
    • Assesment
    • Inspection
  • ARTICLES
  • CONTACT US
  • GALLERY
  • English English
    • Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

Ergonomi dan MSDs (Musculoskeletal Disorder)

November 14, 2017Mutia AzahraArticlesNo comments

Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan penyakit dalam sistem jaringan otot manusia di bagian belakang, pergelangan, lutut, dan/atau pundak dan risiko dapat meningkat akibat dari kegiatan yang dilakukan dengan postur janggal, pemaksaan yang berlebihan dan dilakukan secara terus-menerus dalam posisi yang lama. Hal ini dapat terjadi akibat dari desain tempat kerja, tugas dan/atau peralatan yang kurang baik. [Chaffin et al. 2006; Sanders and McCormick 1993; Silverstein et al. 1996, 1997]

Contoh-contoh penyakit Musculoskeletal Disorders (MSDs)

  • Carpal tunnel syndrome (CTS): terganggunya saraf tengah/nyeri di bagian pergelangan
  • Tendinitis: peradangan atau iritasi pada tendon
  • Rotator cuff injuries (affects the shoulder): nyeri bahu
  • Epicondylitis (affects the elbow): rasa sakit yang mempengaruhi siku
  • Trigger finger: nyeri atau kaku ketika meluruskan atau menekuk jari
  • Muscle strains and low back injuries: otot tertarik dan nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah

Pekerja harus memahami sifat dan faktor risiko dari MSD tersebut untuk bisa terhidar dari MSDs ini. Menurut data Bureau of Labor Statistics (BLS) di tahun 2013 kasus MSD pada pekerja termasuk yang besar, yakni 33%. Beberapa kasus seperti ketidakhadiran pekerja karena mengeluh sakit pinggang, dll belum banyak terekam oleh organisasi.

Beberapa proses yang dapat dilakukan untuk bisa meminimalkan kasus sakit MSD adalah dengan melakukan beberapa hal berikut:

  • Dukungan oleh Manajemen– Komitmen yang kuat dari manajemen merupakan hal krusial dalam kesuksesan program ergonomi. Manajemen harus menentukan tujuan dan target dari proses ergonomi tersebut, mendiskusikannya dengan pekerja, membuat tugas dan tanggung jawab, serta mengkomunikasikannya secara jelas ke pekerja..
  • Melibatkan Karyawan– Pendekatan harus dengan mengikutsertakan pekerja, dimana pekerja dilibatkan langsung dalam hal penilaian, pengukuran, pengembangan dan implementasinya. Pekerja juga dapat:
    • Mengidentifikasi dan menyediakan informasi penting mengenai bahaya di tempat kerjanya.
    • Membantu dalam proses ergonomi dengan mendengarkan keprihatinan dan saran mengenai cara meminimalkan faktor risikonya.
  • Menyediakan Pelatihan– Pelatihan merupakan elemen penting dalam proses ergonomi. Hal ini memastikan karyawan sadar akan bahaya dan keuntungan mengenai ergonomi di tempat kerja, dan mengetahui gejala awal MSD.
  • Identifikasi MasalahI– Tahap penting dari proses ergonomi adalah mengidentifikasi dan menilai masalah ergonomi di tempat kerja sebelum terjadinya MSD.
  • Menberikan Dukungan untuk Pelaporan Awal Gejala MSD– Pelaporan awal dapat mempercepat penilaian dan proses peningkatan, membantu untuk mencegah gejala yang lebih berat dan kemungkinan menjadi penyakit yang serius..
  • Implementasi Solusi Pengendalian Bahaya – Banyak cara-cara yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi, mencegah atau menghilangkan MSD di tempat kerja.
  • Evaluasi Perkembangan– Evaluasi dari tindakan perbaikan yang dilakukan dibutuhkan secara berkala dalam penilaian proses ergonomi untuk memastikan berjalan dalam jangka waktu lama dan berlangsung sukses jangka panjang.

Related

Leave a Reply Cancel reply

LinkedIn
© 2017 Synergy Assurance